Menantu Pencipta Shalawat An-Nahdhiyah Ini Mengajak Alumni Pesantren Menyebarkan Ilmu Pada Masyarakat

    Menantu Pencipta Shalawat An-Nahdhiyah Ini Mengajak Alumni Pesantren Menyebarkan Ilmu Pada Masyarakat
    KH. Moh. Hefny Mahfudz salah satu keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

    PROBOLINGGO - KH. Moh. Hefny Mahfudz menegaskan bahwa ilmu yang di miliki oleh para santri dan alumni harus disebarkan kepada masyarakat sebagai penyambung lidah dari pada para kiai.

    Menurutnya, masyarakat sangat butuh terhadap bimbingan ilmu dari para santri terutama alumni. Kiai ini menceritakan pengalamannya, suatu ketika beliau pernah shalat di suatu tempat menemukan seorang imam shalat membaca surat alfatihah sangat keliru. Jika membaca surat alfatihah kemudian keliru maka shalatnya akan batal. Di sini pentingnya para alumni pesantren untuk memperbaiki. Hal ini disampaikan KH. Moh. Hefny Mahfudz pada acara pernikahan putera H. Rofii di Karanganyar, Paiton, Probolinggo. Jum'at (15/07/15).

    Kiai Hefny mengungkapkan, KH. Hasan Abdul Wafi pernah menyampaikan bahwa kitab sullam dan safinah (2S) menjelaskan berkait bacaan surat alfatihah yang betul, juga kaitannya dengan bacaan imam dalam memimpin shalat jama'ah.

    "Dalam kitab sullam dijelaskan bagaimana bacaan surat alfatihah yang benar. Dan jika salah dalam membaca maka shalatnya tidak sah, " sambungnya.

    Lebih lanjut salah satu Keluarga Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini melanjutkan, melihat kondisi masyarakat yang butuh bimbingan pengetahuan ilmu agama seyogyanya santri dan para alumni turut hadir untuk memberikan pendidikan pada masyarakat.

    "Para kiai telah banyak yang di panggil oleh Allah (wafat). Oleh karena kita harus terus membantu menyebarkan ilmu. Allah mengangkat ilmu, mencabut ilmu dengan mewafatkan para ahli ilmu, " Ungkap salah satu menantu Alm. KH. Hasan Abd Wafi pencipta shalawat an-nahdhiyah ini.

    Kalau orang alim sudah habis di dunia, maka masyarakat akan menentukan pemimpin dari orang yang tidak berilmu. Jika pemimpin yang tidak memiliki ilmu kemudian berfatwa maka akan sesat menyesatkan.

    Para santri dan alumni sangat penting untuk mengedukasi masyarakat. Jika diam melihat kekeliruan yang di alami masyarakat akan terus dalam kekeliruan.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa Universitas Nurul Jadid Probolinggo...

    Artikel Berikutnya

    Ribuan Masyarakat Ikut Tahlil di Hari Ketujuh...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu

    Ikuti Kami